Persiapan Menyambut Asian Games 2018

Pertandingan semi final Piala Dunia 2018 antara Inggris dan Kroasia beberapa hari yang lalu, menurut saya betul-betul mencengangkan. Kebanyakan orang, termasuk saya, tentu tidak menduga kalau Kroasia yang akan lolos ke final. Mayoritas teman-teman saya pun mengharapkan Inggris yang kelak akan bertanding melawan Perancis. Terlebih pula pada babak pertama Inggris telah berhasil memimpin satu angka berkat gol tendangan bebas dari Trippier, pemain bernomor punggung 12.

Namun, pada menit ke-68 Kroasia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Setelah itu, gol dari Mandzukic pada babak perpanjangan waktu akhirnya dapat membalikkan keadaan dan membawa kemenangan bagi Kroasia. Dengan berakhirnya pertandingan itu, berarti babak final akan hadir sesaat lagi dan menandakan selesainya Piala Dunia 2018. Entah mengapa saya mendadak sedih ketika semangat menonton pertandingan olahraga itu masih membara, tapi pagelarannya terasa terlalu cepat usai.

Syukurnya, sebentar lagi Asian Games 2018 juga akan dimulai. Ajang itu pun langsung bisa mengobati kesedihan saya. Apalagi tahun 2018 adalah waktu yang spesial bagi bangsa Indonesia, sebab tahun ini Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games yang akan diikuti oleh 45 negara. Tepatnya, Asian Games kali ini akan diselenggarakan di kota Jakarta dan Palembang. Jumlah cabang yang dipertandingkan ialah 40 cabang. Lalu, event internasional ini pun akan diikuti oleh sekitar 15.000 atlet dan 7.000 official dari seluruh negara peserta.

sumber: Tim Kamadigital

Antusiasme dan membeludaknya jumlah peserta Asian Games 2018 adalah bentuk kepercayaan yang besar dari negara-negara di Asia terhadap Indonesia. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Namun, besarnya jumlah peserta tersebut juga mesti diantisipasi dan dikelola dengan apik sehingga Asian Games ini bisa berjalan dengan lancar, sukses, dan berkesan baik.


sumber: Tim Kamadigital

Salah satu hal terpenting yang harus diantisipasi dengan serius ialah masalah transportasi di Jakarta. Dalam sehari-harinya, Jakarta merupakan kota yang sibuk dan padat, lebih-lebih kemacetan juga masih banyak terjadi di beberapa ruas jalan. Sementara itu untuk penyelenggaraan Asian Games ini terdapat berbagai syarat yang harus dipenuhi, antara lain waktu tempuh maksimal dari wisma atlet ke venue dan kadar maksimal CO2 (karbon dioksida) yang diperbolehkan.

sumber: Tim Komunikasi Menpora

Pembatasan waktu tempuh maksimal Asian Games ini adalah 30 menit, baik itu dari tempat menginap ke venue maupun dari venue ke venue. Pembatasan ini dibuat dengan tujuan agar atlet tidak stres dan kehilangan kebugaran akibat perjalanan panjang ke venue, juga untuk menjamin kelancaran jadwal pertandingan. Demikian juga dengan pembatasan ambang batas karbon dioksida yang diperbolehkan. Kadar karbon dioksida yang tinggi akan menurunkan kebugaran dan kemampuan atlet.

Mengingat ketatnya persyaratan penyelenggaraan Asian Games dan tantangan yang sangat kompleks menyangkut transportasi di Jakarta dan Palembang, maka dibutuhkan paket kebijakan yang dapat menjamin supaya Asian Games bisa berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi. Begitu juga dengan masyarakat yang terkena dampak paket kebijakan Asian Games. Mereka harus mendapatkan solusi sehingga aktivitasnya tetap bisa berjalan dengan baik.

sumber: Tim Komunikasi Menpora

Tantangan mendasar yang dihadapai sebagai penyelenggara Asian Games adalah besarnya jumlah lalu lintas orang dari dan menuju ke berbagai venue. Setiap pagi akan ada 15.000 atlet dan 7.000 official pergi ke venue, ditambah dengan jumlah penonton yang tentu saja akan jauh lebih besar lagi. Jika tidak diatur dengan ketat maka arus lalu lintas pasti akan kacau balau.


Tiga Paket Kebijakan Pemerintah

sumber: Humas BPTJ dan Kemenhub RI


Kementerian Perhubungan melalui BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) meluncurkan 3 paket kebijakan transportasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Asian Games. Ketiga paket kebijakan ini mulai diujicobakan per tanggal 2 Juli 2018. Ketiga paket kebijakan tersebut yakni Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL), Penyediaan Angkutan Umum, dan kebijakan Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang (golongan III, IV, dan V). Selain untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan Asian Games, dikeluarkannya ketiga paket kebijakan itu juga untuk mendorong masyarakat agar beralih ke transportasi umum.

sumber: Humas BPTJ dan Kemenhub RI

“Asian Games menjadi momentum guna mengedukasi masyarakat untuk mau beralih dan memanfaatkan transportasi umum. Selain efektif mengurai kemacetan, peralihan ini juga memberi efek pada penurunan tingkat polusi udara,” ujar Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), saat menjelaskan tentang uji coba paket kebijakan transportasi.

Menurut Bambang Prihartono, paket kebijakan tersebut telah dikaji secara matang dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Antara lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Korlantas Polri, Ditlantas Polda Metro Jaya, INASGOC, Kementerian PUPR, Penyelenggara Jalan Tol, dan instansi lainnya. Harapannya, batas waktu tempuh atlet menuju venue yang ditentukan oleh penyelenggara dapat terpenuhi.

sumber: Humas BPTJ dan Kemenhub RI


“Oleh penyelenggara ditentukan batas waktu tempuh selama 30 menit. Lebih dari itu, pertandingan bisa kacau dan atlet bisa stres. Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat tingkat kemacetan di Jakarta cukup tinggi. Hasil kajian kami menunjukkan perluasan kebijakan ganjil genap di jalan-jalan arteri Jakarta harus dilengkapi dengan kebijakan pendukung lainnya,” katanya.


Kemudahan Untuk Masyarakat

Pemberlakukan ganjil genap yang diperluas diberlakukan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan masyarakat untuk tetap bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari. Jika kebijakan pertama (Manajemen Rekayasa Lalu Lintas) diberlakukan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas, maka paket kedua (Penyediaan Angkutan Umum) adalah kompensasi bagi masyarakat yang mendapatkan dampak dari kebijakan pertama.

Kebijakan ini juga ditujukan untuk menunjang mobilitas masyarakat akibat dari kebijakan pengaturan penggunaan kendaraan pribadi serta mendukung kebutuhan wisatawan mancanegara yang datang untuk menikmati Asian Games.

sumber: Humas BPTJ dan Kemenhub RI


Kebijakan ini meliputi penambahan armada bus TransJakarta ke venue sebanyak 76 unit dari kondisi existing 294 unit, penyediaan 57 unit bus dari hotel atau mal ke venue, penyediaan 204 bus khusus untuk wilayah-wilayah yang terkena dampak perluasan kebijakan ganjil-genap, serta penyediaan 10 unit bus guna keperluan non pertandingan (wisata). Menariknya, semua bus dengan trayek menuju venue akan digratiskan untuk masyarakat umum. Nah, asyik sekali, bukan?

Kebanggaan Bangsa

Asian Games adalah event besar yang menjadi kebanggaan sekaligus pertaruhan nama baik bangsa. Ribuan jurnalis dari 45 negara akan menjadi mata bagi sekitar 4,4 milyar penduduk Asia untuk ikut menikmati pesta olahraga terbesar di benua ini. Untuk itu diperlukan partisipasi dan dukungan masyarakat agar pesta orahraga ini bisa sukses.

Bentuk dukungan dan partisipasi langsung oleh masyarakat yang akan sangat membantu kesuksesan Asian Games antara lain berpindah alat transportasi dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum yang sudah disiapkan oleh pemerintah.


Mendukung dan Menjaga Nama Baik Indonesia

Selain yang barusan, bentuk dukungan konkrit lainnya adalah dengan ikut menonton dan meramaikan setiap pertandingan cabang olahraga Asian Games. Saya dengan senang hati tentu akan mendukung dan mendoakan supaya Indonesia dapat meraih prestasi gemilang dan masuk sepuluh besar dalam Asian Games 2018 ini.

Lalu soal kebijakan transportasi itu, sebelum pemerintah menerapkannya, tiga tahun belakangan ini saya memang telah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Saya sudah sering naik transportasi umum, terutama kereta komuter. Nah, setelah ini saya juga akan berusaha mencoba naik bus TransJakarta.

Setelah itu, saya berharap semoga fasilitas-fasilitas yang terdapat di area pertandingan dan di jalanan bisa tetap terjaga dan terawat dengan baik. Jangan sampai kejadian sewaktu pertandingan sepak bola di Stadion Gelora Bung Karno—yang baru selesai direnovasi lalu dirusak oleh suporter rusuh—itu terulang kembali.

Lebih bagus lagi jika kita bisa mencontoh tim nasional Jepang di Piala Dunia 2018, yang mana mereka tetap menjaga kebersihan ruang ganti yang telah dipakainya. Mereka tidak mau meninggalkan tempat itu dalam keadaan kotor dan berantakan. Kemudian, suporter skuat Jepang (dengan mata sembab usai menangis karena timnya kalah oleh Belgia) juga tetap memunguti sampah-sampah yang berserakan di tribun stadion. Kekalahan dan kekecewaan tidak menjadikan mereka bersikap buruk.

Jadi, tetaplah mendukung Indonesia dengan perasaan cinta dan damai. Seandainya ada atlet favoritmu yang kalah, cobalah untuk menerimanya dengan ikhlas. Tidak perlu mengumbar kebencian kepada negara lain. Mereka adalah tamu yang patutnya kita perlakukan dengan baik dan ramah. Oleh karena itu, semoga kita bisa menjaga nama baik Indonesia dalam Asian Games 2018 ini dan seterusnya.

23 Comments

  1. Nggak tau kenapa piala dunia kali ini menurut saya nggak seheboh tahun-tahun sebelumnya

    ReplyDelete
  2. Banyak kejutan di piala dunia kali ini

    ReplyDelete
  3. Informasi asean gamesnya lengkap banget mas, sepertinya antusias sekali menyambut asean games, hehe

    ReplyDelete
  4. Semoga Indonesia sukses menjadi tuan rumah yang baik dan bisa mendapat banyak emas di kandang sendiri hehe

    ReplyDelete
  5. Kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah memang harus di dukung seluruh lapisan masyarakat, tidak sekedar pihak penyelenggara saja

    ReplyDelete
  6. soal jalahnya inggris, saya ikut sedih karena dengan kekalahan tersebut saya jadi dibully pak lurah. hahaha

    kalau asian games, semoga saja nanti tayangannya gak diacak, karena saya tinggal dipelosok. :’)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang ada apa antara kamu dan Pak Lurah? Semoga ya, Yan. :)

      Delete
  7. semoga prancis juara
    udah gitu aja klo piala dunia

    klo AG paling enggak bisa 10 besar
    realistis aja udah bagus dan gak ada halangan berarti
    udah keluar banyak soalnya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya mau dukung Kroasia aja biar ada juara baru. :p Ehehe. Iya, realistis memang perlu. Optimis bisa masuk sepuluh besar pokoknya. Aamiin~

      Delete
  8. Kadang apa yang diharapkan gak selalu jadi kenyataan ya, Mas. Termasuk itu pada ngarepin Inggris yang masuk eh ternyata bukan..he

    Apapun itu ya tetap seru, dan tentu jadi sejarah di tahun 2018 ini. Saya sempat ikut terlihat urusan asean games ini lho, Mas. Bikin desain gitu untuk sponsornya. Baca ini jadi pengen deh disaat asian games nanti pengen lihat secara langsung, bisa gak yah.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, meski semalam kalah, tapi telah menjadi prestasi terbaik tim Kroasia. :)

      Wih, mantaplah Mas Andi ini langsung terlibat di dalamnya. Bisa-bisa aja, Mas. Tinggal datang ke Jakarta nanti dan beli tiket pertandingannya. Ehe~

      Delete
  9. Amin. Stadion gelora bung karno kan bagus, besar pula, terakhir saya lewat sana juga sedang direnovasi, kalau dirusak sama suporter indonesia sendiri, yah gimana pula, bangsa sendiri malah membawa nama buruk, jadi malu saya, semoga jangan sampek terulang kembali.

    Oke siap mari kita budayakan menaiki transportasi kendaraan umum dan mengurangi transportasi kendaraan pribadi. Untung sejauh ini saya belum punya kendaraan pribadi sih, jadi sudah terbudayakan hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin~ Semoga suporternya bisa lebih dewasa dan merawat fasilitas di sekitarnya.

      Kendaraan pribadi yang saya naiki juga cuma motor, Na. Ketika macet masih bisa nyelip-nyelip. Haha.

      Delete
  10. Nyesek juga pas tau kalau Inggris yang unggul di babak pertama, tiba-tiba nggak jadi masuk ke final Piala Dunia.

    Semoga saja rencana pemerintah untuk mengajak masyarakat berpindah ke transportasi umum berhasil. Ya setidaknya bisa meminimalisir kemacetan di ibukota lah. Dulu soalnya saya sempet ngalamin sendiri, betapa parah dan macetnya jalanan di Jakarta--memang bikin stres. Nggak mau juga kalau ada orang luar negeri (khususnya atlet ASIAN GAMES) yang jauh-jauh datang ke Indonesia, mengalami hal yang sama seperti saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayak pas Jepang lawan Belgia juga tuh, Wis. :(

      Yap, semoga rencananya bisa sukses mengajak masyarakat beralih ke transportasi umum. Aamiin.

      Sebagai pendatang pasti kaget banget pas main ke Jakarta, sih. Kalau yang udah tinggal lama di sini mah tentu sudah beradaptasi. Wqwq.

      Delete
  11. Baru tahu lho gue ada aturan2 yang 30 menit itu. Ngukur 30 menitnya agak repot juga sih ya sebenernya. Muahahaha. Nonton lah yuk pak asian games. \:p/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, terus agak bingung seandainya lebih dari 30 menit terus nanti kenapa? Misalnya cuma lebih 2-5 menit. Haha.

      Ayo-ayo aja~ :p

      Delete
  12. Semoga acara Asean Games berjalan sukses dan membawa nama baik Indonesia sebagai tempat penyelenggaraannya.

    Tidak ada kejadian ulah supporter yang anarkis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin~ Jangan sampailah kejadian itu terulang kembali.

      Delete
  13. Kok aku tetep khawatir kl altetnya pd kena macet ya :(
    Meski dr dinas perhubungan udah kasih solusi, ah semoga cm kekhawatiranku doang, wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga aja, sih, nggak. :) Percaya kepada kebijakan pemerintah ini, lalu masyarakat bisa beralih ke transportasi umum dan kemacetan pun berkurang.

      Delete

—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.