Tentang Gaji

GAJI.




Gagal haji. Ng... kayaknya bukan itu deh. Maaf-maaf. Oke serius, gaji itu adalah gangguan jin. Astagfirullah. Makin gak nyambung. Di dalam KBBI, gaji adalah singkatan dari garuk biji. Bentar, KBBI yang gue baca ternyata bukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, melainkan Kamus Bokep Bahasa Indehoi. Ya Allah, semakin gak bener ini.

Baiklah, kali ini gue akan serius. Dalam arti sebenarnya, gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap. Dalam arti lain, sebuah balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu; -- bersih gaji yang diterima oleh pekerja (pegawai) setelah dikurangi potongan; gaji yang dibayar (tunai) setelah dikurangi dengan semua potongan.
 
Ya, untuk orang-orang yang sudah 17 tahun ke atas, rasanya tidak akan asing lagi dengan kata itu (walaupun beberapa di antaranya belum bekerja, setidaknya mereka sudah mengerti).

Gaji merupakan sebuah kata yang bisa membuat orang khilaf begitu menerimanya. Misalnya, kita bisa langsung berbelanja macam-macam barang. Mementingkan keinginan terlebih dahulu daripada memenuhi kebutuhan. Pokoknya empat huruf inilah yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya. 

Giliran gaji aja ditungguin, nanti kalau malah malaikat Izrail yang tiba-tiba dateng, gimana? Mampuslah woy! Segeralah bertobat, kawan-kawan. Ingat, 2,5% dari gaji kalian itu untuk apa? Yak, betul. Untuk dikirimkan ke rekening gue.

Hm... dalam agama gue, 2,5% itu untuk dizakatkan. Ingatlah hak mereka. Sesuai yang tertera di dalam kitab suci:

Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (QS Al Baqarah 267)

Allahu Akbar. Tumben amat gue nulis hal bener begini.

Entah kenapa, tiba-tiba gue merasa resah dengan kata kampret satu ini. Iya, gaji ini emang suka nyebelin. Terkadang juga cuma numpang lewat. Apalagi saat ini gue sedang bekerja mati-matian, tapi gaji yang gue terima ini rasanya tidak sesuai. Untuk lebih jelasnya, mungkin gue akan bahas lain waktu.

Gue merenungi soal gaji ini selama berhari-hari. Kenapa, sih, demi sebuah kata bernama “gaji”, kita merelakan waktu terbuang begitu banyak untuk suatu pekerjaan? Katanya, waktu lebih berharga daripada uang, kan? Mirisnya, kita rela lembur, pulang telat, bahkan ada yang menginap di kantor untuk menuntaskan pekerjaan itu. Kita meninggalkan keluarga (orangtua, istri/suami, anak, serta cucu), tapi itu semua juga demi menghidupi keluarga. Membingungkan banget.

Namun, tidak semua gaji itu harganya pas dengan segala hal yang telah kita korbankan. Masih banyak sekali perusahaan yang membayar karyawannya terlalu murah. Mempekerjakan manusia dengan semena-mena, padahal kan kita ini bukanlah robot. Kita ini butuh istirahat yang cukup.

Rasanya banyak waktu yang terbuang sia-sia demi mendapatkan gaji. Jungkir balik banting tulang sampai tubuh sakit, eh sementara itu upahnya terlalu pas-pasan. Atau bahkan sangat kurang. Sehingga kita perlu mencari tambahan dari kerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Oh, gaji… tolong hargai gue lebih mahal. Gue kerja cari duit, bukan cari penyakit. Oleh karena itu, gue ingin menyimpulkan tentang gaji ini. Jadi, kalau dipikir-pikir sebenarnya sebuah gaji itu memang ditukar dengan harga yang sangat mahal: waktu bersama orang tersayang.

--

PS: Oke, ini mah bukan sekadar kesel sama gaji yang kecil, tapi efek lagi kangen pacar juga sepertinya deh. Kan jadi pengin ngomong sama pacar: Kalau aku udah gak sibuk, nanti kita ketemuan ya, Sayang!

Diketik 10 Oktober 2016. Gue berusaha menyempatkan menulis saat jam makan siang. Maaf jika tulisan ini terlalu pendek dan tidak seperti biasanya. Gue hanya ingin berusaha konsisten update. Sependek apa pun tulisannya.

93 Comments

  1. Dizakatkan Yog, bukan disedekahkan :p

    Oh jadi ngomongin masalah gaji ya. Hmm. Berat jugak bahasannya ._.

    Tiap orang beda beda sik. Ada yg pengen gaji gede tapi gede efforts, ada jugak yg pengen gaji sebatas UMR tapi kerjanya nyantai.

    Etapi semakin tinggi penghasilan jugak semakin tinggi loh biaya hidupnya. Apalagi tergantung lingkungan. Misalnya banyak temen yg nongkrong di Melly's Garden, mau gak mau ngeluarin duit lebih banyak ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah direvisi ya, Kak Beb. :D

      Masalahnya gajiku gak santai, dan begitulah upahnya. :(
      Ah, aku mah gaya hidupnya enggak neko-neko. Sederhana wae. Saya berasal dari orang sederhana. :))

      Delete
  2. Wahahaha. Awal mesum, pertengahan dakwah. Menggambarkan kisah hidup Aa Gatot.

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. setelah dibaca-baca komen gue kaya blogger yang baru pertama kali blogwalking yah. :(

      Delete
  4. Hadeuhhh KBBI Kamus Bokep Bahasa Indehoi :-D sungguh capruk sekali dirimu sob :-D

    Pendiriannya kaya gimana nih orang ya awalnya mesum melanjut ke pertengahan mulai kayak semacam dakewah gitu :-D tapi gpplah seruseru :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ((capruk))

      Yoi dong. Hidup itu harus seimbang. :)

      Delete
  5. Udah gitu gaji dikasihnya sebulan sekali
    Ada sih yg seminggu sekali
    Seharusnya gaji umr dikasihnya tiap hari
    Jamin pada semangat yg kerja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, gitu baru enak. Emang, sih, semua orang juga mau, tapi siapa yang mau gaji woy?!

      Delete
  6. Kalo gua rasa, di Indonesia banyak yg logikanya terbalik. Banyak yg berpikir mereka membeli uang (aka Gaji) dengan waktu dan tenaga, jadi ya meskipun digaji di bawah standar, mereka terima-terima saja. Kalo orang yg berpikirnya sebaliknya, menjadi "uang membeli waktu dan tenaga", mereka ga akan mau tuh dikasih gaji yg tidak sepadan dengan harga waktu dan tenaga mereka. Work smart, bukan work hard =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, padahal mah dibayar dengan upah sangat minim itu rugi waktu dan tenaga, ya. :')
      Terkadang yang udah UMR aja bakalan berasa kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga (kalau cuma dia tulang punggung keluarga).

      Yoih. Work smart!

      Delete
  7. Emang Kamus Bokep Bahasa Indehoi itu ada yog? klo bicara buku2 kyak gitu gw cuman tau buku kamasutra. Nggk tau kalo masih ada saudaranya.

    Satu hal yg gw yakini adanya, bahwa benar gaji itu bisa bkin khilaf klo baru diumpan dan diolah sma kita sndiri. Bukan cuman gaji. Uang bulanan juga spertinya berlaku seperti itu. Huhuhu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh, Rey tau banget Kamasutra. :)

      Huhuhu. Bener banget itu!

      Delete
  8. masih ada stok buku KBBI nya gak yog? Kalo masih, bolehlah diorder B)
    Haha ya emang ya kadang gaji tak seberapa dibandingkan dengan kerja keras selama ini, seolah tidak dihargai kerjanya :)))

    Ya ingat aja kata-katanya bob sadino, "jika kerja namun gajinya tak seberapa, itu kerja apa dikerjain?" :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba tanya sama Bang Freddy S. Wakakak.

      Mantap sekali emang Bob Sadino. :)

      Delete
  9. Kata lo waktu lebih berharga daripada uang. Kata temen gue waktu adalah uang. Jadi yang bener ini yang mana, Sum?


    NB: Sum itu Mesum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kata tuan krab, segalanya adalah uang. Jadi mana yang bener, yak?

      Delete
  10. Jadi gatel pengen garuk biji juga hua hua.

    Jangan lupa tiap gajian mesti sisihkan buat sedekah dan sejenis nya

    ReplyDelete
  11. ya mau gimana lagi, semuanya juga karna uang, gaji kecil ya ngedumel, gaji gede ya masih berasa kuranga aja,

    uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

    ps; (uang bisa buat dp rumah)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Uang oh uang. Duh, jadi pengin DP rumah kan. :(

      Delete
  12. Gaji-gaji kalian Tuhankan. Begitukan liriknya, Yogs?

    ReplyDelete
  13. dari kemarin mengeluh tentang gaji terus nih yoga,
    ga di twitter ga di Blogger,

    tapi ga apa apa deh tersesah ngana aja.

    ternyata ada loh orang yang digaji kecil tapi hapyy-happy aja,
    siapa dia ? orang-orang yang berkerja sesuai hobbinya.
    walaupun ada juga sih yg ngeluh.

    tapi kunci untuk tetap merasa cukup cuma satu yog,

    Bersyukur...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, bukannya ngeluh. Cuma resah aja sama gaji ini. Masalahnya kan, kerjaan gue sekarang ini gak sesuai hobi. :)

      Iya, bersyukur adalah koentji~

      Delete
  14. Bener banget kata bang leon ya... Gaji kalo dipikirin mulu bikin kita garuk biji, biji apa ya biji salak lah... kalo dipantengin terus gak bakalan nambah2... yang terpenting itu ya... bersyukur...

    ReplyDelete
  15. Di awal udah mesum, lalu bahas pake ayat al quran. Timpang sekali bung :((

    Banyakin bersyukur aja, Yog. Kalo pun tetep ngerasa kurang, marahlah. Lalu berkarya.

    Hmm kayak kenal ini siapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah, pengin balance gitu. Biar gak dosa-dosa amat. :(
      Wakakakak dasar kutu aer! SEBUT NAMA!

      Delete
  16. Berusaha konsisten update biar kayak siapa, Yog? Hahaha
    Apa-apaan Kamus Bokep Bahasa Indehoy? Bhahahak kampret.
    Btw, bukan "menurut KBBI", Yog, tapi "di dalam KBBI". Kata "menurut" digunakan untuk mengungkapkan pendapat seseorang, KBBI kan bukan orang. Begindang~
    Dah lama nih gak gajian beneran, cuma ngumpulin receh review sama CP doang. Bedalah sama......
    Eh, ada ufo!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa?

      Iya, Wi. Ini tulisan gak diedit dulu soalnya. Pokoknya, makasih ya sudah mau mengoreksi. :D

      Delete
  17. Kamus bokep ngahaha. . Lo gak coba sekalian nerbitin kamus tuh yog??

    Wkwkw sabar ya yog. . Yg penting ada penghasilan pah dsripada nganggur. . Lo tau daerah pedaleman, tambah temen + tambah cerita soap cewe yang anu ngahahaha. . Nikmatin dulu aja. . Suatu saat lo pasti nikmatin gaji gede :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahaha. Enggak dong. Yoga sekarang mau jadi anak saleh. :p

      Iya, Kak. Pengalaman yang gak akan terlupakan banget. Aamiin ya, Rabb. :))

      Delete
  18. Lo tobat Yog? Tahan berapa jam tobatnya? :))

    Gaji lo sekecil apa Yog? Kalo masih di atas UMR dan cukup buat beli kuota untuk nulis cerita mesum di blog ini, bersyukurlah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, nih. Saya mau jadi anak yang baik. Doakan saya ya, Uda! :D

      Kagak sampe UMR. Sedih, sih, kalau diceritain~ :')

      Delete
  19. Gue juga pernah sih, Yog kerja yang menurut gue gajinya nggak seberapa. Tapi gue berusaha buat nikmatin aja. Jadi selama kerja hepi hepi aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi gue udah seperti kerja rodi, Rul. Berangkat pagi, pulang tengah malem. Waktu buat tidur bener-bener minim. :(

      Delete
  20. Waktu lebih berharga dari gaji. Sebab sebesar apapun gajimu, tetap saja peluang bunting tergantung pada ketepatan waktu saat melepaskan sanak famili berprotein tinggi ke dalam liang asmara.


    Btw, tolong lanjutkan Kisah Agus dan Ice Cream Kesayangannya. Kami butuh bacaan bermutu tinggi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Si anjissss!

      Maaf, tulisan itu adalah kebodohan saya. Saya tak ingin mengulangi kebodohan senista itu. :(

      Delete
  21. Eh bentar, ini gue mau 17 tahun, bentar lagi gue akan punya gaji! Hoaaaray, eh kampret gue kan baru kelas 2 SMA *Gubrak*

    Kalo gak pengin gajinya amblas disaat gajian, pertama ambil wadah, terus masukin uangnya (semuanya), terus pake gembok, lalu kunci. Buang kuncinya ke samudera hindia. Beres

    *kkkkk*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti PKL juga ngerasain digaji (kalau kerja sama dengan instansi yang memang mau membayar anak magang). :D

      Beres palelu lonjong!

      Delete
  22. Alhamdulillah yoga sekarang semakin islamiah yah ^^

    ReplyDelete
  23. Saya juga sering ngalamin itu Yog. Haha sering juga dinasehatin ama temen, supaya jangan terlalu pilih2, karena nyari kerja susah lah dsb.

    Tapi kalau kerjanya sesuai passion, mungkin gaji yang pas-pasan pun bakal tetep kita nikmati. Saya sih gitu. Mangga dicoba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Emang susah banget anjislah ini, cees. :(

      Saya belum mendapatkan kerja yang sesuai passion, Agia. Karena saya gak mau dihargai sangat murah dengan kemampuan yang saya miliki ini. Halah!

      Delete
  24. Ada kamus lain yog, yg singkatannya bukan gaji. Ada yg bilang galer atau gatol. Nah lu aliran yg mana nih? Kayanya tetep gaji ya.

    Udah sih. Mau bahas itu doang.
    *tendang**

    ReplyDelete
    Replies
    1. ((GALER))

      Oke, gue tendang lu pake sepatu kaca Cinderella Masa Kini!

      Delete
  25. konsisten update. aduh bang yoga iniiiiiiiii

    ini tumben dah postingnya nggak kayak si es krim. tapi bener sih kalo dipikir mah. apalagi sekarang aku ke rumah cuma seminggu sekali karena tempat kerja jauh. huft.

    hidup mah pilihan sih bang. ya kalo udah milih yang itu, harusnya bisa terima kosenkuensinya.

    aku jadi inget, ada yang bilang waktu adalah uang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenapa, Ris?

      Duh, gara-gara es krim satu gigitan, jadi rusak image-ku. :(

      Bener juga ya. Yoweslah, aku nikmati saja gaji kecil ini. Kalau gak kuat, ya berhenti. :)

      Delete
  26. FPI lagi kesel-keselnya, nih. Kalo mereka minta blog ini ditutup, sanggup gak? :))

    Ini harus banget bikin meme yang berbunyi "Tetap konsisten ngeblog walau gaji kecil".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan dong! Blog ini adalah karier saya. :(

      Wakakak. Tae!

      Delete
  27. Dulu ya gua pikir kerja sesuai dengan minat dengan gaji pas-pasan itu tetep bisa menyenangkan. Ternyata nggak banget. Gua merasa banget tenaga dikuras, pikiran dikuras, tapi gak bisa menyenangkan diri sendiri dengan gaji.

    Btw, kenapa setiap update postingan blog lo gak masuk ke daftar bacaan blog gua lagi ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ya, Man. Kenyataan memang tidak sesuai ekspektasi. :')

      Loh, kok bisa gitu? Mungkin karena habis ganti nama domain?

      Delete
  28. Sabar yog syukuri apa yang diperolehh... mungkin baru segitu rezeki loh. Ujian dari Allah yog sabar. sabar. Hehehe

    emang lu kerja dimana sih ?? setahu gue kalau di jawa sana UMP nya tinggi.

    emang punya cewek ?? Kkkkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Dian. Saya berusaha untuk tetap sabar. :)) Yah, dia gak tau kalau di Jakarta juga banyak orang yang pelit dalam membayar upah. :p

      Ekekek. Punya dong!

      Delete
  29. Ya Allah, ini malaikat Ratib sama Atid yang mau mencatat amalmu kayaknya bakalan bingung deh.
    kenapa ada biji disela--
    ah gak jadi deh.
    bhahahah

    tjieee kyaknya abis ini yoga bakalan mengalami demotivasi kerja deh.
    tetep semangat ! salam biji.

    biji salak ena.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahahaha. Gak perlu bingung gitulah. Catet aja dua-duanya. Baik dan buruknya~

      Delete
  30. Semangat sekali menulisnya. Mesum yang diselipkan dakwah. Super sekali.

    Btw, ngomongin soal gaji. Kalau merasa diperas sama yang ngegaji tapi hasil perasan tidak sesuai dengan usah memeras, mending langsung diomongin, Mas Yoga. Jangan ngedumel.

    Kan bisa diselesaikan baik-baik. Kalau nggak bisa baru deh coba alternatif lain.

    Pernah denger ini sih. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.

    Waktu bersama keluarga emang gabisa digantikan dengan banyaknya uang. Tapi mau liburan sama keluarga juga butuh duit.

    Hidup memang semembingungkan ini.

    Semangat ngeblog. Semoga terus konsisten.

    Konsisten di jalan mesum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Super dong. Ehehe. :D

      Ini mau ngomongin sama atasan, eh dia menghindar melulu. Yoweslah, biarkan saja. Intinya udah lega bisa dicurhatin lewat tulisan. :)

      Yah, begitulah hidup. Suka membingungkan. Karena pilihan sekarang mah gak sesimpel mau pilih teh apa kopi lagi? Ada susu, ada sirup, ada es jeruk, ada cendol, dll.

      Apa-apaan konsisten di jalan mesum?! Taik, sih, ini. -Jaimbum

      Delete
  31. Gaji, kalo ga disyukuri pastilah kurang. Tp kalo disyukuri juga ga kunjung naik :D

    ReplyDelete
  32. besar kecil gaji, disyukurin aja, mungkin keinginan kita yang semakin meningkat ketimbang gaji :)))))
    hemat hematttt

    ReplyDelete
  33. Ngomongin gaji karena gua belum kerja dan pasti belum menerima gaji, aku ndak bisa berkata apa-apa.

    Pas baca ini gua jadi inget tukang-tukang yang dipinggir jalan, yang tidur cuma dialasi sarung doang terus disampingnya cangkul. Kerjaan mereka berat tapi gajinya ga seberapa, kasian. Lu ga kerja kaya gitu kan yog? :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kerja kayak gitu, sih, alhamdulillah enggak, Nad. Cuma... ya gitu deh kalau tiap kali gajian. Pengin nangis gak sesuai sama tenaga dan waktu yang sudah gue beri. :(

      Delete
  34. Apaan garuk biji ?? Wanjer. wahahahaha
    Duh postingannya Insya Allah berkah yog. Mengingatkan gue tentang pentingnya hak anak Yatim. Subhanallah.

    Gaji ya ??
    Emmm gue belum pernah ngrasain yang namanya gajian se. Kerja freelance, gaji juga kagak tentu. Syukur kalo ada yang ngasih dulu kalo itu mah. Huhuuu
    Tapi gue juga kurang minat, kalo kerja di kantoran. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahaha. Maklum lagi kambuh. :( Masya Allah. Tumben juga ini lagi bener. :)

      Sebenernya gue juga kurang minat, tapi ya dijalanin dulu aja. :D

      Delete
  35. Pake bahas-bahas garuk biji. Hmmm. Nggak heran sih. NAMANYA JUGA YOGALER.

    ((KANGEN PACAR))

    Ciyeeee yang lagi anget-angetnya. Ditunggu curhatannya pas lagi anyep-anyepnya ya, Yogs! Bahahahahaha! Oke. Icha jahat :(

    Setuju sih. Kerja itu menguras waktu bersama orang-orang terkasih. Nggg kalau soal gaji, sabar ya, Yogs. Selalu bersyukur. Sambil nyari-nyari kerjaan lain juga kalau mau dan bisa. Sumanget! :'D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok Icha jahat, sih? :(

      Tapi maaf aja nih, ya, Yoga mah selalu bisa membuat hubungan menjadi hangat. Tinggal rebus aja. Ehehe. Hehe. He. Garing, ya?

      Iya, ini lagi berusaha cari yang lebih baik. Nuhun!

      Delete
  36. Kalo soal kangen dibacanya itu "ketemuan"
    jangan cuma kangen doang yog -__-

    kalo rezeki lu disatu sisi gak sebanding dengan yang lu harapin, insya Allah nanti akan dilebihin dari sisi yang lain aamin :)

    ReplyDelete
  37. Oooh yoga udah punya pacar tho...
    Hmm jlep juga ya, aku termasuk orang orang yang sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaan.
    Cuma yagitu, aku mah selalu berdoa semoga sibukku ini berkah *tsaaah.

    Btw btw.. Kalo aku sih gaji nya buat kuliah, jadi selama kuliah belum lulus kayaknya aku harus semangat semangat aja.
    Meskipun harus membayar mahal berjauhan dengan orang tua.
    *hiks
    *kemudian nangis
    *nasib anak rantai
    Ehhh rantau deng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih udah. Ahaha. Kenapa, Da? Gak cemburu, kan? Emaap. :(
      Masya Allah, Ida ini super sekali. Yeah. Semoga aja kerjaanku ini juga berkah. :')

      Sedih ya ternyata jadi anak rantau. Apalah saya ini yang susah berjauhan dengan keluarga. :))

      Delete
  38. Duit itu manis mas, siapa sih yang gak ngiler. Mas perlu perencanaan keuangan yang baik mas. Kalo mau berusaha pasti bisa menabung. Kalo gaji cuma numpang lewat berarti ada yang salah sama perencanaan keuangan mas. Coba deh baca-baca blog perencana keuangan. Mulai sekarang belajar menahan dari godaan yang gak penting-penting. Banyak-banyak menabung dan investasi mumpung masih muda. Toh kalo mas bisa melaksanakan yang merasakan manfaatnya mas sendiri. Boleh main ke blog saya kalo mau liat beberapa tips perencaan keuangan. Silakan diubek-ubek aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gaji seorang freelancer rasanya sulit untuk dibuat perencanaan keuangan, Mas. Kecuali gaji saya udah UMR atau lebih. :D

      Ehehe. Makasih ya. :)

      Delete
  39. Yog gue lebi ngenes lagi, separoh gaji dulu tjuma kebuang buat transpot, secara anak lapangan geto loh, jadinya eke ngenes, lalu resign ajah...hiks

    Gaji kadang suka kejam, ibaratnya tanggaln muda cuma ampe tgl 5 aja, abis ntuh kepotong buat listrik, pam, iuran telepon, blom amplop kondangan, endebre endebre wakakakka #balada emak emak bangettt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahaa. Gue juga sekarang anak lapangan, Mbak. Gue surveyor gitu. Makanya ngeluh begini deh. :')

      Ya, emak-emak pasti kayak gitu.

      Delete
  40. Dulu pas kerja gaji gue juga kecil. Malah lembur ngga keitung. Lagi di rumah hari libur suka keganggu sama kerjaan. Bzzzz. Tapi yaudahlah, buat pengalaman.
    Semangat selalu, Yog! Semoga dapet kerjaan yang gajinya 'pas' yaaak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wanjer, lembur mulu tapi gaji kecil? Sadis itu mah! Aamiin ya, Rabb. Nuhun, Bil. :D

      Delete
  41. Yog... itu pembukanya nganu banget, Yog.. Wwkkkwkw...
    Ahh, sama nih. Gue juga resah sama yang namanya Gaji. Dia sering kali gk sesuai dgn yg diharapkan. Yang paling ngeselin ya itu, cuma numpang lewat doang.
    Ehtapi,, bagaimanapun juga, syukuri aja dulu nikmat yang diberikanNya. Hahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sengaja buahahaha.

      Iya, emang kudu banyak-banyak bersyukur, Nur. :)

      Delete
  42. yahh namanya idup yog, kadang gaji gak sesuai harapan. Syukuri, ikhlasin aja. Jgn lupa sedekah, biar nambah barokah n nambah rezeki

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, kan gue juga itu udah nulis zakat atau sedekah, Lam. :p

      Delete
  43. duuuh bicara gaji :D.. kao aku jujur banget dr hati nih Yog, alasan kenapa aku msh mau bertahan kerja 10 thn di perusahaan skr, walo gaji ga tinggi2 amat :D, itu krn suasana kerja dan benefit nya sih.. kyk medical insurancenya, uang bonus, outing, dan kekeluargaan yg kuat banget :).. kalo bukan krn itu, udh lama aku kluar mungkin, toh gajinya cuma utk biayaku traveling doang :D Tapi ngerti sih, kalo kerja di tempat yg suasana ga enak, gaji ga asyik juga, cuma mau kluar, kerjaan baru blm ada.. serba salah yaa.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suasana kerja itu emang beneran bikin betah ya, Mbak. ^__^

      Nah, kantor yang kekeluargaan itu emang mantap. Gue dulu juga sempet, sih. Tapi sejak ganti manager, ah gak kuat. Hufftt. Iya, Mbak. Kalo belum ada penggantinya itu ribet. Kalo nekat, nanti kayak saya gini deh. Susah lagi dapet kerjaan baru.

      Delete
  44. Aku belum ada kerjaan tetap, May. :')

    Maunya juga nikah biar halal. Wqwq.

    ReplyDelete

—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.