Terjemahan Cerpen Hassan Blasim: Pameran Mayat

Sebelum menarik keluar pisaunya si pria berkata, “Setelah mempelajari berkas klien pertamamu, kau harus menyerahkan catatan singkat tentang bagaimana kau mengusulkan untuk membunuhnya dan bagaimana kau akan menampilkan tubuhnya di kota. Tapi itu bukan berarti bahwa apa yang kauusulkan dalam catatanmu akan langsung disetujui. Salah satu pakar kami akan meninjau metode yang diusulkan dan menyetujuinya atau mengusulkan metode lain. Sistem ini berlaku untuk para profesional di semua tahapan pekerjaan mereka—bahkan setelah fase pelatihan berakhir dan kau telah mengikuti tes. Dalam semua tahapan kau akan menerima gajimu secara penuh. Aku tak ingin membahas semua detailnya sekarang. Aku akan memberi tahumu tentang berbagai hal secara bertahap. Setelah kau menerima berkas klien, kau tak dapat mengajukan pertanyaan seperti sebelumnya. Kau harus mengajukan pertanyaanmu secara tertulis. Semua pertanyaan, proposal, dan pengajuan tertulismu akan didokumentasikan dalam berkas pribadimu. Kau sama sekali tak boleh menulis kepadaku tentang masalah pekerjaan melalui surel atau menghubungiku di telepon. Kau akan menulis pertanyaanmu pada formulir khusus yang akan kuberikan nanti. Yang penting sekarang kau mencurahkan waktumu untuk mempelajari berkas klien dengan cermat dan sabar.

“Aku ingin meyakinkanmu bahwa kami tak akan berhenti berurusan denganmu bahkan jika kau gagal dalam tugas pertamamu. Jika kau gagal, kau akan dipindahkan untuk bekerja di departemen lain dengan gaji yang sama. Tapi aku harus mengingatkanmu sekali lagi: Mengundurkan diri dari pekerjaan setelah kau menerima pembayaran gaji pertamamu tak dapat diterima dan enggak akan berhasil. Ada persyaratan ketat untuk itu, dan jika manajemen setuju untuk memutuskan hubungan denganmu, kau harus menjalani banyak tes, yang seakan tak ada habisnya. Dalam arsip kami memiliki berkas yang kami simpan tentang sukarelawan dan agen lain yang memutuskan untuk mengakhiri kontrak mereka atas inisiatif mereka sendiri. Jika kau berpikir untuk berbuat seperti mereka, kami akan menunjukkan beberapa contoh pengalaman orang lain. Aku yakin kau akan dapat bertahan dengan pekerjaan dan menikmatinya. Kau akan melihat bagaimana seluruh hidupmu akan berubah.

“Ini bayaran pertamamu; jangan dibuka sekarang. Ini adalah gajimu secara penuh. Bisa kau belikan buat film dokumenter tentang kehidupan hewan-hewan buas, dan kami akan menanggung biayanya nanti. Berikan perhatian khusus pada gambar tulang-tulang korbannya.

“Ingatlah selalu, Sobat, bahwa kita bukanlah teroris yang bertujuan untuk menjatuhkan sebanyak mungkin korban untuk mengintimidasi orang lain, atau bahkan pembunuh gila yang bekerja demi uang. Kami tidak ada hubungannya dengan kelompok Islam fanatik atau badan intelijen dari beberapa pemerintah jahat atau omong kosong semacam itu.




“Aku tahu kau sekarang punya beberapa pertanyaan yang mengusikmu, tetapi kau secara bertahap akan menemukan bahwa dunia dibangun untuk memiliki lebih dari satu level, dan enggak realistis bagi semua orang untuk mencapai semua level dan semua ruang bawah tanah dengan mudah. Jangan lupakan posisi senior yang menantimu di hierarki institusi jika kau memiliki imajinasi yang segar, garang, dan mencolok.

“Setiap tubuh yang kau selesaikan adalah karya seni yang menunggumu untuk menambahkan sentuhan akhir, sehingga kau bisa bersinar seperti permata berharga di tengah reruntuhan negara ini. Memamerkan mayat untuk dilihat orang lain adalah kreativitas tertinggi yang kita cari dan coba kita pelajari dan manfaatkan. Secara pribadi aku tak tahan dengan agen yang enggak imajinatif. Kami memiliki, misalnya, agen dengan nama sandi Pisau Setan, yang aku harap mereka bertanggung jawab untuk menyingkirkannya sesegera mungkin. Orang ini berpikir bahwa memotong anggota badan klien dan menggantungnya pakai kabel listrik di lingkungan kumuh adalah puncak kreativitas dan daya cipta. Dia hanya orang tolol yang arogan. Aku benci metode klasiknya, meskipun dia berbicara tentang klasik model baru. Si kelas teri ini mengecat bagian tubuh klien dan menggantungnya dari benang yang tak terlihat, jantung berwarna biru tua, usus berwarna hijau, hati dan buah zakar berwarna kuning. Dia melakukan ini tanpa memahami makna kesederhanaan.

“Ketika aku memberi tahumu beberapa detail, aku melihat tatapan bingung di matamu. Tenanglah, tarik napas dalam-dalam, dengarkan ritme alam bawah sadarmu dengan tenang dan sabar. Biarkan aku menjelaskan beberapa poin kepadamu lebih jelas untuk menghilangkan beberapa kesalahpahaman yang mungkin kau miliki. Biarkan aku membuang waktu bersamamu. Apa yang aku katakan kepadamu mungkin hanya kesan pribadi, dan anggota lain dari kelompok mungkin memiliki pendapat yang sangat berbeda.

“Aku suka ringkasan, kesederhanaan, dan gambar yang mencolok. Ambil contoh si Agen Tuli. Dia tenang, dan dia memiliki mata yang cerdas dan jernih, dan pekerjaannya yang jadi favoritku adalah wanita yang sedang menyusui. Suatu pagi pada musim dingin yang hujan, kerumunan orang yang lewat dan pengemudi berhenti untuk melihat wanita itu. Dia telanjang dan gemuk, dan anaknya, juga telanjang, sedang menyusu di payudara kirinya. Dia menempatkan wanita itu di bawah pohon palem mati di reservasi pusat jalan yang sibuk. Tak ada bekas luka atau peluru di tubuh wanita itu atau bayinya. Dia dan bayinya tampak hidup seperti aliran air murni. Itu adalah kejeniusan yang enggak kita miliki di abad ini. Kau seharusnya melihat payudara wanita yang sangat besar dan betapa kurusnya bayi itu, seperti tumpukan tulang yang dicat dengan warna kulit bayi yang putih cerah. Tak ada yang tahu bagaimana ibu dan anaknya dibunuh. Kebanyakan orang berspekulasi bahwa dia menggunakan beberapa racun misterius yang belum diklasifikasikan. Tapi kau harus membacanya sendiri di arsip perpustakaan kami terkait laporan singkat dan puitis yang ditulis Si Tuli tentang karya seni yang luar biasa ini. Dia sekarang memegang posisi penting dalam kelompok. Dia pantas mendapatkan lebih dari itu.

“Kau harus memahami dengan baik bahwa negara ini menyajikan salah satu peluang langka pada abad ini. Pekerjaan kami mungkin tak akan bertahan lama. Segera setelah situasinya stabil, kami harus pindah ke negara lain. Jangan khawatir, ada banyak kandidat. Dengar, dulu kami menawarkan murid baru sepertimu pelajaran klasik, tapi sekarang banyak hal yang berubah. Kami sudah mulai mengandalkan demokrasi dan spontanitas imajinasi, dan bukan pada instruksi. Aku kelamaan belajar dan membaca banyak buku membosankan demi membenarkan apa yang kami lakukan sebelum aku bisa bekerja secara profesional. Kami biasa membaca studi yang berbicara tentang perdamaian, studi yang ditulis dengan kefasihan yang benar-benar menjijikkan. Ada banyak analogi naif dan tak perlu untuk membenarkan segalanya. Salah satunya adalah tentang bagaimana semua obat-obatan di apotek, bahkan pasta gigi bekas biasa, diproduksi setelah uji laboratorium pada tikus dan hewan lain, sehingga tak mungkin mewujudkan perdamaian di bumi ini tanpa mengorbankan manusia sebagai kelinci percobaan juga. Pelajaran lama seperti ini membosankan dan bikin frustrasi. Generasimu sangat beruntung di zaman berpeluang emas ini. Seorang aktris film yang menjilati es krim mungkin memunculkan lusinan foto dan laporan berita yang mencapai desa paling terpencil yang dilanda kelaparan di dunia ini, batu asah dari teriakan dan tarian ini. Setidaknya ini mencapai apa yang aku sebut 'keadilan menemukan esensi dunia yang tak penting dan samar-samar.' Apalagi mayat yang ditampilkan secara kreatif di pusat kota!

“Mungkin aku sudah memberitahumu terlalu banyak, tapi biarkan aku memberitahumu terus terang bahwa aku mengkhawatirkanmu, sebab kau ini idiot atau jenius, dan agen seperti itu membangkitkan rasa ingin tahuku. Jika kau seorang jenius, itu akan memuaskan. Aku masih percaya pada kejeniusan, meskipun sebagian besar anggota kelompok berbicara tentang pengalaman dan latihan. Dan jika kau seorang idiot, izinkan aku memberitahumu sebelum aku menceritakan sebuah kisah pendek dan bermanfaat tentang seorang idiot yang secara naif mencoba mengacaukan kami. Aku bahkan tidak menyukai julukannya—'Si Kuku.' Setelah panitia menyetujui cara Si Kuku mengusulkan untuk membunuh kliennya dan memajang tubuhnya di sebuah restoran besar, kami menunggu hasilnya. Tapi orang ini sangat lambat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Aku bertemu dengannya beberapa kali dan bertanya apa yang menyebabkan penundaan itu. Dia akan mengatakan bahwa dia tak ingin mengulangi metode pendahulunya dan berpikir untuk membawa lompatan kuantum kreatif dalam pekerjaan kami. Tapi kenyataannya berbeda. Si Kuku adalah seorang pengecut yang telah terinfeksi dengan perasaan kemanusiaan yang dangkal dan, seperti orang sakit lainnya, mulai mempertanyakan manfaat membunuh orang lain dan bertanya-tanya apakah ada pencipta yang memantau semua perbuatan kita, dan itu adalah awal dari jurang maut, sebab setiap anak yang lahir di dunia ini hanyalah sebuah kemungkinan, baik untuk menjadi baik atau jahat, menurut klasifikasi yang ditetapkan oleh sekolah-sekolah pendidikan agama di dunia yang tolol ini. Tapi itu masalah yang sama sekali berbeda bagi kami. Setiap anak yang lahir hanyalah beban tambahan di kapal yang akan tenggelam. Bagaimanapun, izinkan aku memberi tahumu apa yang terjadi pada Si Kuku. Dia memiliki kerabat yang bekerja sebagai penjaga di rumah sakit di pusat kota, dan Si Kuku berpikir untuk menyelinap ke kamar mayat rumah sakit dan memilih mayat daripada membuat mayat sendiri. Mudah untuk melakukan itu setelah dia memberikan setengah gaji yang dia terima dari kelompok kepada kerabatnya. Kamar mayat penuh dengan mayat-mayat dari aksi terorisme yang tolol itu, mayat-mayat yang dicabik-cabik oleh bom mobil, mayat-mayat lain yang dipenggal kepalanya karena perseteruan sektarian, mayat-mayat yang membengkak dari dasar sungai, dan banyak lagi mayat-mayat tolol lainnya yang dihabisi dengan pembunuhan acak, yang tak ada hubungannya dengan seni. Si Kuku menyelinap ke kamar mayat malam itu dan mulai mencari mayat yang tepat untuk ditampilkan ke publik. Si Kuku sedang mencari mayat anak-anak, sebab dalam laporan pertamanya ia telah mengajukan ide yang melibatkan pembunuhan seorang anak berusia lima tahun.

“Di kamar mayat ada spesimen mayat anak-anak sekolah yang telah dimutilasi dengan bom mobil atau dibakar di pasar jalanan atau hancur berkeping-keping setelah pesawat mengebom rumah. Akhirnya Si Kuku memilih seorang anak yang telah dipenggal bersama seluruh keluarganya karena alasan sektarian. Tubuhnya bersih, dan potongan di lehernya rapi seperti secarik kertas sobek. Si Kuku berpikir untuk memamerkan tubuh ini di restoran dan meletakkan mata anggota keluarga lainnya di atas meja, disajikan dalam mangkuk darah, seperti sup. Mungkin itu ide yang bagus, tetapi sebelum semuanya beres, pekerjaannya akan menjadi penipuan dan pengkhianatan. Jika dia sendiri yang memenggal kepala anak itu, itu akan menjadi karya seni yang otentik, tapi mencurinya dari kamar mayat dan bertindak dengan cara yang tercela ini akan menjadi aib dan pengecut pada saat yang sama. Namun dia tak mengerti bahwa dunia saat ini dihubungkan bersama lebih dari sekadar terowongan dan koridor.

“Petugas kamar mayatlah yang menangkap Si Kuku sebelum dia bisa menipu masyarakat yang malang. Petugas kamar mayat itu berusia awal enam puluhan, seorang pria besar. Pekerjaannya di kamar mayat berkembang pesat setelah meningkatnya jumlah mayat yang dimutilasi di negara itu. Orang-orang mencari dia untuk menambal tubuh anak-anak mereka dan kerabat lainnya yang tercabik-cabik dalam ledakan dan pembunuhan acak. Mereka akan membayar mahal agar dia mengembalikan anak-anak mereka ke penampilan yang awalnya mereka kenal. Petugas kamar mayat itu benar-benar seniman yang hebat. Dia bekerja dengan kesabaran dan cinta yang besar. Malam itu dia membimbing Si Kuku ke ruangan sebelah di kamar mayat dan mengunci pintu untuknya. Dia menyuntiknya dengan obat yang melumpuhkannya tanpa membuatnya pingsan. Dia membaringkannya di atas meja kamar mayat, mengikat tangan dan kakinya ke bawah, dan menutup mulutnya. Dia menyenandungkan lagu anak-anak yang cantik dengan suara wanita anehnya saat dia menyiapkan meja kerjanya. Itu adalah lagu tentang seorang anak kecil yang sedang memancing seekor katak di genangan darah, dan sesekali dia akan membelai rambut Si Kuku dengan lembut dan berbisik di telinganya, 'Oh, sayangku, oh, temanku, ada sesuatu yang lebih aneh dari kematian—memandang dunia, yang melihatmu, tapi tanpa isyarat atau pemahaman atau bahkan tujuan, seolah-olah kau dan dunia bersatu dalam kebutaan, seperti keheningan dan kesepian. Dan ada sesuatu yang sedikit lebih aneh ketimbang kematian: seorang pria dan seorang wanita bergumul di ranjang, dan kemudian kau datang, hanya kau, kau yang selalu salah menulis kisah hidupmu.’

“Petugas kamar mayat menyelesaikan pekerjaannya pada pagi hari.

“Di depan gerbang Kementerian Kehakiman ada panggung seperti panggung tempat patung-patung kota berdiri, tapi terbuat dari daging dan tulang. Di atas platform berdiri sebuah pilar perunggu, dan dari pilar itu tergantung kulit Si Kuku, lengkap dan terlepas dari dagingnya dengan keterampilan yang hebat, melambai seperti bendera kemenangan. Di bagian depan platform kau dapat dengan jelas melihat mata kanan Si Kuku, terletak di dalam dagingnya. Itu terlihat seperti tatapan kosong yang dimiliki matamu sekarang. Apakah kau tahu siapa petugas kamar mayat itu? Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas departemen terpenting di institusi. Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas Departemen Kebenaran dan Kreativitas.”

Kemudian dia menusukkan pisau ke perutku dan berkata, “Kau gemetaran.”
 
--
 




Hassan Blasim lahir di Bagdad pada 1973. Penulis kebangsaan Irak ini belajar di Akademi Seni Sinematik Bagdad. Dia merupakan seorang pembuat film, penyair, serta penulis fiksi yang telah menerbitkan karyanya di berbagai majalah dan antologi, dan juga salah seorang editor di situs web sastra Arab: www.iraqstory.com. Tulisan barusan diterjemahkan dari cerpen berjudul The Corpse Exhibition versi Inggris (dialihbahasakan dari bahasa aslinya oleh Jonathan Wright).

2 Comments

  1. Aku sering baca buku2 thriller sadis, tapi baca cerpen di atas bikin merinding sih. Seolah berasa banget darah dingin si tokoh yg bicara. Menganggab pembunuhan jadi karya seni.. psikopat bener 😔.. cara2nya juga jauh lebih sadis ini mah 😅.. ga kebayang itu kulit dilepas dari tubuh, dan orangnya masih merasa 😱... Sereeem...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya justru merasa biasa aja setelah membaca dan menerjemahkan, padahal biasanya enggak doyan thriller, Mbak Fan. Haha.

      Saya suka sama cerpen ini karena isinya menceritakan mekanisme kerja sebagai pembunuh khusus buat suatu pameran mayat cuma lewat dialog.

      Saya malah penasaran dengan tokoh yang bacot mulu dari awal sampai akhir, terus kenapa tiba-tiba membunuh orang yang pengin dia rekrut? Apakah dia ini si Pisau Setan (karena bunuhnya pakai pisau) yang dia ejek sendiri dalam ceritanya? Kalau memang iya, wah suram banget, sih, calon rekrutan ini mayatnya bakal dipamerkan dengan sadis. XD

      Delete

—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.