Surat elektronik berikut ini adalah kiriman dari Budi Setyadi, sebuah pesan tembusan dari Dimas Junaidi. Meskipun mereka berdua teman saya, tapi saya betul-betul heran akan kelakuannya, sebab baru kali ini kami berkomunikasi via surel. Gila, habis kesambet apa mereka jadi mendadak formal begitu? Biasanya mah kalau ada apa-apa langsung WhatsApp. Yang bikin saya tambah bingung, kenapa Dimas enggak langsung mengirimkannya kepada kami berdua? Sampai-sampai Budi harus meneruskannya ke saya?
Sehabis saya buka surat itu, barulah saya mengerti apa alasan Budi mengirimkannya. Di kalimat pembuka nama saya langsung disebut oleh Dimas, sehingga saya memutuskan untuk membacanya sampai tuntas. Kampret, ternyata si Dimas sempat-sempatnya mengejek kami, saya dan Budi, lewat tutorial sialan semacam itu.
--
Halo, Budi.
Kemarin aku habis ketemu dan ngobrol bareng Yoga Akbar sepulang salat Tarawih. Di sela-sela perbincangan kami soal puasa, pekerjaan, buku, musik, film, dan lain-lain, dia sempat menyenggol permasalahanmu. Kata Yoga, kau sedang mengalami insomnia dalam dua bulan terakhir. Benarkah itu, Bud?
Seandainya betul, aku tak habis pikir denganmu. Kenapa kau repot-repot cerita persoalanmu ke makhluk nokturnal sepertinya, padahal kita sama-sama tahu bahwa pola tidur dia selalu kacau. Sekalipun Yoga bisa menjadi pendengar yang baik, dia tak akan bisa memberikanmu solusi. Aku yakin kau bercerita tentang itu karena butuh pertolongan. Kau ingin memperbaiki hidupmu yang bagai kalong itu, kan? Kau seharusnya bertanya kepadaku. Apa kau tidak yakin dengan kemampuanku mengatasi masalah? Jangankan cuma memberikanmu kiat-kiat supaya cepat tidur pulas, Bud, kubikin kau tak bangun-bangun lagi pun aku sanggup.
Daripada terlalu lama basa-basi dan ucapanku semakin menyimpang, mending aku langsung menyodorkanmu taktik keren versiku biar kau cepat tidur nyenyak.
sumber: https://unsplash.com/photos/uy5t-CJuIK4 |
Tidurlah di ruangan yang gelap
Setahuku, kau tidak seperti John Coffey di film The Green Mile yang takut sama kegelapan. Jadi, tak usah ragu-ragu lagi buat memadamkan lampu kamarmu. Saat tidur dengan kondisi lampu mati, tubuh kita akan menghasilkan hormon melatonin. Hormon itu memicu datangnya kantuk dan berfungsi untuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Selain itu, lumayan juga buat menghemat energi. Tagihan listrikmu bakalan lebih murah.
Mengubah suasana kamar tidur
Kau sudah menerapkan cara pertama, tapi masih belum bisa tidur? Baiklah, mungkin ini penyebabnya. Terakhir kali aku menginap di rumahmu, kalau tak salah kasurmu itu seprainya bercorak logo Liverpool. Lalu belum lama ini, kulihat di Twitter sepraimu masih sama ketika kau bermaksud memamerkan buku-buku yang baru kaubeli itu (kau memotret buku-buku tersebut di kasur). Ayolah, klub tolol kebanggaanmu yang gagal juara Liga Inggris buat kesekian kalinya itu hanya akan membuatmu semakin frustrasi dan sulit tidur. Saranku, coba sesekali ganti dengan motif lain sampai problem tidurmu itu sembuh.
Bunga tidur adalah sebutan lain dari mimpi. Agar cepat bermimpi, kukira seprai bermotif kembang-kembang bisa bikin alam bawah sadarmu bekerja dan kau segera mengantuk. Jika kau takut akan dinilai feminin, kau dapat menyiasatinya dengan motif lain, misalnya, pembunuhan.
Mengatur suhu ruangan
Barangkali kau masih kesulitan tidur, coba perhatikan suhu di kamarmu. Hawa di Jakarta yang gerah ini tentu membutuhkan penyejuk ruangan. Apa kau sudah membeli kipas angin baru? Jika tak salah ingat, kipasmu itu sudah tak bisa menengok lagi. Hanya diam ke satu arah. Apa kini kau diam-diam justru telah memasang AC? Tapi mengingat kondisi keuanganmu yang memprihatinkan itu, kupikir kau tak mungkin membelinya dalam waktu dekat.
Boleh jadi kau juga belum mampu menukar kipas lamamu dengan yang baru. Mau bagaimana lagi, tak usah memaksakan diri. Pakai saja yang ada. Terlepas dari nomor 1 atau 3 yang paling kencang mengembuskan angin, menurutku nomor 2 itu cocok untukmu. Toh, keadaan kipasmu juga tidak mendukung. Terlalu dingin itu tak baik karena udara akan langsung menghantam tubuhmu. Memang, sih, kau bisa mengakalinya dengan selimut atau sarung. Namun, bukankah lebih baik mengarahkan kipas itu ke tembok agar anginnya memantul dan tidak langsung mengenai tubuhmu? Itu juga bisa menghindarkanmu dari masuk angin.
Baca buku atau kitab suci atau artikel
Koleksi bukumu di rak kayaknya ada seratusan lebih. Kalau lagi susah tidur, kupikir kau harus membaca buku biar mengantuk. Membaca kan lumayan bikin otak lelah, terus bawaannya pengin istirahat. Betul, kan? Hm, jangan bilang kau sudah mempraktikkannya dan cara itu juga tidak berhasil?
Gawat.
Konon, memang ada, sih, beberapa orang yang ketika dihadapkan dengan teks malah bergairah. Apa kau tipe orang yang ketika membaca suka terhanyut ke dalam ceritanya? Mungkin itu tergantung jenis bukunya, ya. Aku baru ingat kalau mayoritas bukumu berjenis fiksi. Tapi dari sekian banyak koleksimu itu, pasti ada yang jelek, kan? Nah, baca itu aja. Aku jamin kau bakal bosan dan memilih tidur. Masa iya kau seselektif itu hingga tidak menyisakan tempat untuk karya buruk?
Tenang, Bud, aku tak akan menyerah demi membantumu keluar dari jeratan insomnia.
Sejauh yang aku tahu, baca kitab suci itu kerap bikin ngantuk. Aku sering begitu soalnya saat membaca Alquran. Mungkin kau perlu mencobanya. Ngomong-ngomong, aku belum pernah melihat kitab suci di rak bukumu. Walaupun kita sudah berteman lama (tiga tahun itu termasuk lama, kan?), aku masih belum tahu kau beragama apa. Lagi pula, hal itu tak penting bagiku. Mau kau di KTP Islam, tapi sebetulnya seorang ateis pun bukan masalah buatku. Seandainya kau menyembah Dewa Kadal, aku juga tidak akan mempermasalahkannya. Yang penting kau tidak fasis dan intoleran.
Apakah cara itu masih belum mempan juga? Ya sudah, cari saja artikel sembarangan di internet. Banyak banget, kan, tuh tutorial berhamburan yang cara penyampaiannya kaku dan buruk. Katanya fokus ke SEO, tapi ketika dicek tulisannya tak layak baca. Baru satu paragraf sudah bikin muak. SEO apanya? SEO pantat anjing? Kau tentu pengin buru-buru tidur agar segera melupakan tulisan menjengkelkan itu.
Merancap
Oke, ini cara terakhir yang paling ampuh. Yoga pernah memberikan testimoni, bahwa metode ini adalah senjata mematikan yang tak pernah gagal. Sayangnya, dia mulai membencinya belakangan ini karena bikin ketergantungan. Saking mautnya teknik itu, dia pernah tidur dari pukul 10 malam dan baru bangun jam 8 pagi. Bisa-bisanya dia melewatkan waktu Subuh. Nyaris terlambat ke kantor juga tuh anak. Selain Yoga, beberapa temanku yang lain (Adis, Agus, Darma, Firman, Iksan) juga bilang khasiatnya mantap.
Berhubung kita sesama pria, aku tak perlu malu atau risih menyampaikan hal seperti ini kepadamu. O iya, kau sudah tahu caranya, kan? Tolong, jangan sok polos. Tapi kalau kau mau membuatku semakin bajingan, begini: Kau bisa membayangkan perempuan sesuai seleramu (entah itu yang berkacamata, berhidung mancung, berambut lurus sebahu, susunya besar, atau apa punlah) dan mulailah memainkan perkakasmu.
Jika kau tak terbiasa dengan hal itu dan masih butuh bantuan bokep, ya silakan saja. Tontonlah genre yang menurutmu paling aduhai. Apakah bule? Arab? Atau dari negeri sendiri? Dari tampangmu yang terlihat mesum itu, kutebak seleramu pasti perempuan-perempuan dari Negeri Sakura, ya? Semoga saja seleramu bukan animasi alias hentai. Ini yang terpenting: pakailah earphone, selain agar tidak ketahuan orang di rumah, bunyi desahannya yang terdengar jelas akan membuat fantasimu bertambah liar, bahkan tak terkendali.
Gimana, sudah lemas?
Berarti tugasku sudah selesai. Selamat tidur, kawanku! Semoga mimpi basah.
--
PS: Astagfirullah, saya sampai lupa memperingatkan pembaca. Surat barusan mungkin dapat membatalkan puasa. Kalau kamu jadi pengin marah-marah atau gimana setelah membacanya, saya cuma bisa minta maaf. Jangan salahkan saya. Ini semua ulah si Dimas kunyuk. Saya hanya ingin berbagi kekesalan. Saya enggak mau menanggungnya sendirian.
10 Comments
HAHAHAHAHANJING
ReplyDeleteAstagfirullah. Ini pasti efek Dimas.
DeleteBangsuy... poin-poin di atasnya seolah menjadi langkah2 pendukung poin terakhir. kecuali yg baca kitab suci. gatau sih kalo kitab sucinya aliran popular.
ReplyDeleteKitab suci, itu suci bisa akronim dari sutra cinta. Wahaha.
Deleteyang jepang aja yog.
ReplyDeleteDisensor.
DeleteTutorial agar cepat tidur nyenyak Ala kyky:
ReplyDeletebaca buku pelajaran sejarah, geography...
mantul!! Haha.
Cara kamu termasuk poin nomor empat dalam suratnya si Dimas. Sayang, sih, buku-buku pelajaran zaman sekolah saya sekarang entah ke mana.
DeleteAda satu yg sangat krusial, jauhkan dari HP that's it dan akan tertidur
ReplyDeleteBisa juga jauh dari HP, tapi gimana kalau dekat sama laptop? Haha. Intinya, perangkat elektronik lah.
Delete—Berkomentarlah karena ingin, bukan cuma basa-basi biar dianggap sudah blogwalking.